Kuala Lumpur - Investasi aktor beken Hollywood, Bruce Willis ternyata sudah sampai di Asia. Namun investasi Bruce Willis itu ternyata sempat berbuah penuntutan sebelum akhirnya bisa didamaikan, dan berujung pada pengunduran diri Direktur Petra Group, Malaysia.

Bagaimana kisah investasi Bruce Willis di proyek 'Green Rubber' milik Petral Group Malaysia itu? Seperti dikutip dari Reuters, kisah tersebut bermula saat Bruce Willis menginvestasikan US$ 2 juta ke proyek 'Green Rubber' milik Petra Group.

Namun pada 20 November 2008, Willis mengajukan tuntutan ke Tunku Imran Ibni Tuanku Ja'afar dan Datuk Vinod B Sekhar, sebagai pemilik dari perusahaan teknologi lingkungan Petra Group.

Tuntutan itu dilayangkan ke pengadilan Los Angeles karena semula Willis dijanjikan akan mendapatkan keuntungan saat anak usaha Petra Group, Elastomer Technologies melakukan IPO pada kuartal III-2008. Namun kenyataannya, IPO tersebut tidak terjadi, dan Willis pun menarik investasinya sebesar US$ 2 juta itu.

Ja'afar, Sekhar dan Petra Group selanjutnya mengembalikan dana Willis hingga USS 1,1 juta. Namun selanjutnya Willis menagih sisa investasinya sebesar US$ 900 juta dan mengajukan tuntutan.

Kisah tuntutan itu tidak berpanjang lebar karena Willis dan Petra Group akhirnya berdamai. Bintang 'Die Hard' itu menyatakan akan tetap berinvestasi pada 'Green Rubber'.

"Setelah masalah itu terselesaikan, saya akan terus mempertahankan posisi sebagai pemegang saham di perusahaan dan saya berharap perusahaan, direksi dan para rekan pemegang saham lainnya memiliki masa depan yang terbaik," jelas Willis.

"Saya terus percaya pada teknologi 'Green Rubber' dan potensi yang besar bagi lingkungan," imbuh mantan suami artis Demi Moore itu.

Selesai kah masalah?

Belum. Tunku Imran Ibni Tuanku Ja'afar ternyata mengajukan pengunduran diri sebagai Direktur di seluruh kelompok usaha Petra Grup.

"Saya mengundurkan diri karena sejumlah alasan, dan yang terbaru adalah gugatan baru-baru ini atas saya dan Petra Group yang diajukan bintang Hollywood Bruce Willis atas tuduhan bahwa saya telah membujuk dia mengambil bagian dengan menginvestasikan pada proyek 'Green Rubber," ketusnya seperti dikutip dari Bernama.

Ja'afar sendiri merupakan pendiri Petra Group bersama dengan chief executive officer Datuk Vinod Sekhar lebih dari 10 tahun yang lalu. Ia mengungkapkan rasa frustasinya dengan kelompok usaha ini.

"Saya sudah lama berada dalam posisi non eksekutif dalam grup ini. Jelas sekali bahwa saya tidak diberikan perkembangan dan diinformasikan tentang hal yang masuk dan keluar pada perusahaan ini. Termasuk penunjukan perusahaan baru, investasi baru, anggota manajemen baru, bahkan pemegang saham baru," ujarnya.

Ia juga mengaku sudah menginvestasikan dana yang cukup besar di Petra Group untuk jangka panjang, namun tidak pernah menerima keuntungan.

0 comments